Minggu, 21 Juni 2015

Heboh Aktor Film Indonesia Keluar dari Islam

Bahasanya disebut murtad.

Pada dasarnya, dalam firmanNya, Allah tidak pernah memaksa seorang hamba untuk memeluk agama Islam. Hidayah memeluk agama Islam diberikan kepada orang-orang yang Allah kehendaki. Dan biasanya, orang yang memeluk Islam dikarenakan sebuah pencarian yang mendalam baik dari ilmu sains maupun dari ilmu agama itu sendiri.

Pernah saya menyimak satu khotbah ketika solat jumat, entah khotib nya menganut paham yang "tegas" atau apalah, beliau berpendapat bahwa orang murtad, halal darahnya. Ya tafsirkan sendiri maksudnya ya. Beliau menyamakan orang murtad sebagai pengkhianat. Pengkhianat terhadap agamanya, memiliki analogi yang mirip dengan pengkhianat terhadap negaranya yang halal untuk ditangkap, dibunuh atau diapakan. Saya tidak akan membahas mengenai hal ini, tetapi yang akan saya bahas adalah mengenai sebab seseorang bisa murtad.

Hal ini banyak saya ambil dari pengalaman yang ada di sekitar saya, dari cerita orang-orang yang saya dengar dan memang terjadi. Berkaitan dengan sang aktor, dengar-dengar beliau memiliki pasangan hidup non muslim. Saya cukup bilang bahwa mereka adalah pasangan hidup, bukan pasangan suami istri. Allah berfirman di Alquran, kalau kita sebagai muslim JANGAN mengambil istri dari orang-orang non muslim. Bahkan Allah lebih menghalalkan kalau kita menikah dengan seorang budak wanita yang beragama Islam, dibandingkan menikah dengan wanita terhormat non muslim. Tetapi, ada satu syarat dari Allah ketika kita ingin menikahi wanita non muslim, yaitu wanita KETURUNAN AHLI KITAB. Ok, kita bahas ahli kitabnya dulu.

Banyak yang bilang ahli kitab yang berarti pendeta, pastur atau siapa pun yang ada saat ini. Yang penting kitabnya yang diakui oleh Allah. Disebutkan di Alquran sebagai kitab-kitab dari Allah yang diturunkan kepada Rasul atau NabiNya. Tapi, ada yang harus ditelaah lebih lanjut mengenai kitab-kitab ini. Seperti yang kita tahu, Allah menurunkan 4 kitab di dalam sejarah umat manusia ini, yaitu Zabur, Taurat, Injil dan Alquran. Dari keempat kitab tersebut, Allah hanya memberi jaminan kepada Alquran untuk dijaga keaslian dan keontetikannya hingga akhir jaman. Lalu bagaimana dengan 3 kitab yang lainnya? Dari pengetahuan saya, 3 kitab yang lain hanya asli dan otentik di jamannya masing-masing. Dan seperti Undang-Undang yang selalu direvisi, setiap kitab akan menggantikan dan melengkapi kitab-kitab sebelumnya. Dan Alquran adalah kitab terakhir yang diturunkan Allah, yang artinya dengan logika manusia terbodoh pun harusnya kita tahu, bahwa kitab yang kita pergunakan saat ini adalah Alquran. Bagaimana dengan ahli kitabnya? Begitupun dengan ahli kitabnya, seorang muslim hanya boleh menikahi wanita non muslim keturunan ahli kitab YANG ASLI, bukan yang hasil "karya" manusia. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, dari keempat kitab yang ada, hanya Alquran yang dijaga keaslian dan keotentikan isinya dan dijamin langsung oleh Allah. Jadi untuk Anda-Anda yang hidup saat ini, jangan pernah percaya kepada ahli kitab selain ahli kitab Alquran. Apa jaminan kitab-kitab itu asli dari jamannya? Asli dari jaman Nabi Daud, Nabi Musa dan Nabis Isa.

Saya tidak ingin mengatakan kitab-kitab yang 3 itu salah saat ini. Yang saya katakan adalah, siapa yang bisa menjamin 3 kitab tersebut memiliki isi dan makna yang sama dengan kitab di jamannya? Hubungannya apa dengan kemurtadan seseorang? OK, kita balik lagi ke bagian wanita keturunan ahli kitab. Sehubungan dengan isi dan makna dari kitab selain Alquran yang sudah tidak asli dan otentik lagi, maka di jaman saat ini, syarat tersebut pun gugur dengan sendirinya. Karena seperti yang saya ucapkan berulang-ulang, siapa yang bisa menjamin kitab-kitab selain Alquran itu masih asli dan sama dengan kitab-kitab di jaman Nabi Daud, Nabi Musa dan Nabi Isa? Jadi ahli kitabnya pun sudah tidak relevan lagi, dan syarat wanita keturunan ahli kitabnya pun gugur sudah. Jadi ketika Anda ingin menikahi seorang wanita atau pria non muslim, jangan pernah berpikir-pikir lagi, tetapi segera tegaskan Islam atau tidak sama sekali. Contohnya apa? Ya si aktor yang lagi heboh saat ini contohnya. Makanya tadi saya bilang di awal, bahwa mereka adalah pasangan hidup bukan pasangan suami istri, karena syarat pernikahan secara Islamnya tidak sah.

Ada lagi cerita, bahwa ada teman yang lebih nyaman ketika berdoa di sebuah gereja dibanding ketika solat. Ya, kalau yang ini saya tidak bisa berkata banyak. Rasa nyaman, aman, sejuk dan tenteram, semuanya tergantung dari pribadi masing-masing. Dalam Islam pun sebenarnya ada satu istilah untuk hal ini, yaitu qanaah. Seberat apa pun pekerjaan kita, seburuk apa pun hasil yang kita dapatkan, kita harus tetap qanaah dan sabar dalam menerimanya. Qanaah sendiri menurut saya artinya menerima dengan ikhlas.

Dalam suatu pengajian yang saya ikuti, pada dasarnya Allah itu memiliki sifat Rahman, yang artinya Maha Pengasih. Artinya Allah akan memberikan rahmat atau pun rejeki kepada setiap makhluk yang ada di bumi ini, entah muslim atau pun non muslim. Jadi sebenarnya kita tidak perlu khawatir akan rejeki yang kita dapatkan, karena Allah sudah menetapkan rejeki tersebut, asalkan kita tetap berusaha dalam menjemput rejeki kita itu. Ingat ya, tetap berusaha dalam menjeput rejeki yang halal itu. Kaya miskin, Allah tidak permasalahkan, yang Allah inginkan, kita sebagai manusia selalu bertawakal, mematuhi perintahNya dan menjauhi laranganNya. Hubungannya dengan murtadnya seseorang apa?

Setan yang katanya bisa menyerupai siapa pun yang ada di dunia ini, kecuali Rasul Muhammad, selalu menggoda iman kita. Ketika kita mengalami kebimbangan, mengalami kegalauan, setan membisiki diri kita untuk mencari pelarian selain Allah. Setelah berhasil, setan lalu memberikan rasa tenteram dan nyaman, padahal sebenarnya setan tengah tertawa karena berhasil menggoda iman manusia. Jadi kalo ada orang yang mengaku ketemu Tuhannya selain Allah, ada yang ngaku ketemu orang sakti, ada yang ngaku ketemu si ini si anu, tetapi mengajak untuk berbuat yang menyimpang dari ajaran Islam, ya pikir sendiri deh ya apa bener yang begitu.

Jadi begitu ya teman-teman, jaga selalu keluarga kita, adik, kakak, atau anak-anak kita nanti, dari godaan-godaan setan ini. Cantik, ganteng tapi non muslim, sebaiknya jangan ya. Rasa nyaman, tenteram, kaya banyak harta, hidup berlimpah tapi musyrik sebaiknya tidak, lebih baik cukup, sederhana dan hidup dalam agama Islam.

Selalu berpegang teguh pada tali Allah ini ya teman-teman. Ingat, kita hidup bukan di dunia ini saja, masih ada kehidupan kekal di akhirat kelak. Takut lah dengan siksaan Allah disana nanti.

Satu pesan saya sebagai penulis di artikel ini. Saya bukan mengajak untuk meruncingkan perbedaan, tetapi untuk menunjukkan apa yang menjadi tuntunan dalam memilih istri ataupun suami. Begitu pun untuk menyikapi hidup kita di dunia. Tetap jaga hubungan baik sesama manusia, baik muslim maupun non muslim. Cukup berteman baik dan menjaga silaturahim. Kalau ada yang salah maafkan saya dan tolong dikoreksi. Peace solat and shoum...

Selasa, 16 Juni 2015

Fenomena Kebebasan Berpendapat di Indonesia

Artikel ini cuma opini penulis sendiri saja. Dan jika ingin berdiskusi silahkan saja. Berdiskusilah dengan bijak, saya tidak melarang memberikan kritik dan masukkan, selama menggunakan kata-kata santun dan beretika.

Freedom of speech atau kebebasan berpendapat adalah hal yang masih baru bagi masyarakat Indonesia. Kebebasan berpendapat sudah diperjuangkan oleh para aktivis-aktivis pada jaman orde baru, sebagai bentuk kritik dan masukkan kepada pemerintah. Tetapi, pemerintah saat itu sangat membatasi para pemberi pendapat ini. Bahkan beberapa sudah tidak terdengar kabarnya lagi setelah memberikan pendapat kepada pemerintah saat itu. Baru pada tahun 1998, setelah runtuhnya jaman orde baru ini, barulah kebebasan berpendapat mendapat tempat di masyarakat dan pemerintahan, sebagai cara untuk memberikan masukkan dan mendengarkan apa keinginan rakyat. Setiap orang bebas memberikan kritik dan masukkan untuk pemerintah atau siapa pun, bahkan di beberapa media diberikan tempat khusus untuk suara para pembaca.

Oleh karena itu, kebebasan berpendapat di Indonesia masih bisa dibilang ABG, masih seumur jagung. Dan bodohnya orang Indonesia, terlalu cepat berpuas diri. Ketika media asing memberitakan Indonesia sebagai negara demokrasi muslim terbesar di dunia, segenap masyarakat Indonesia besar kepala dan tinggi hati. Setiap orang menganggap dirinya hebat dengan hal ini, mereka masing-masing memiliki akun di setiap media sosial yang ada. Facebook, twitter, instagram dan path adalah media sosial yang populer untuk mencetuskan pendapat masing-masing.

Salah kaprah pun terjadi disini, akun media sosial didukung dengan kebebasan berpendapat yang masih seumur jagung ini membuat para warga media sosial merasa punya hak untuk berkata seenak udelnya sendiri. Cacian, makian kepada seseorang. Bahkan mengunggah foto-foto asusila sekali pun mereka lakukan. Semuanya dengan alasan "bebas donk, akun punya gue, foto punya gue, kok lu yang sewot". Dan hal-hal negatif lainnya pun terjadi.

Dampaknya, ada anak yang ditangkap polisi dan dikatakan sebagai penyebar foto asusila Presiden Jokowi. Twitwar yang akhirnya "war" betulan benar-benar terjadi di GBK. Berita-berita negatif yang menyebar di Indonesia. Acara gosip, sinetron tidak bermutu, sampai acara hiburan yang ditonton anak-anak alay.

Semua orang bebas berpendapat, bebas berkarya tanpa memikirkan tanggung jawabnya, tanpa memikirkan dampaknya, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ini yang saya bilang masih seumur jagung, masih ABG. Kita tahu sendiri, anak kecil sampai anak ABG mana ada yang pernah memikirkan akibat perbuatannya. Sama seperti masyarakat Indonesia saat ini, kita bebas memberikan pendapat, tanpa mikirin apa sih dampaknya. Bebas ngomong kasar di media sosial. Bebas menulis artikel provokatif di blog, di koran, di forum. Ketika sudah terpublish, dan menjadi viral, kemudian menjadi hal-hal negatif dan menimbulkan kehebohan publik, mereka lepas tangan. Mereka beralasan itu adalah pendapat saya pribadi, terserah orang mau terima atau gak.

Contoh kasus, black campaign ketika pilpres 2014 kemarin. Banyak hal-hal yang tidak jelas ditampilkan oleh pendukung kedua calon. Ada yang bikin koran segala, sampai ada yang bikin pasukan cyber. Saya berpikir, kok ya sampai begini sih kondisi Indonesia. Kenapa masyarakat Indonesia begitu bodohnya sampai mau melakukan hal ini. Contoh yang terakhir akibat kebebasan berpendapat adalah heboh tutup warung saat bulan Ramadha tahun ini. Ini menurut saya hanya membuang-buang waktu dan energi untuk didebatkan dan dibahas. Sampai ada yang mengutip Alquran. Penulis adalah orang Islam, saya mengerti rukun-rukun Iman dan Islam, saya tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dalam Islam, dan alhamdulillah saat ini sudah dalam tahap Islam akan saya bawa sampai mati. Tapi ya ndak perlu juga sampai semua orang harus sama dengan kita. Dulu waktu jaman saya SD di sekolah Islam, kayanya warung-warung tuh masih buka dan memasang tirai penutup untuk menjaga yang sedang berpuasa. Jaman saya SD tuh tahun 1993-1999. Kenapa gk dari jaman itu aja udah ribut soal tutup warung ketika Ramadhan. Aneh menurut saya. Hal-hal yang tidak perlu diributkan kenapa sekarang jadi heboh sekali. Akibatnya, saat ini justru memecah masyarakat muslim menjadi 2 golongan. Penulis tidak mendukung salah satu opini, tetapi penulis hanya merasa heran, kenapa hal semacam ini bisa menimbulkan kehebohan. Salahnya dimana buka warung ketika puasa?

Kebebasan berpendapat seharusnya dilakukan dengan memikirkan pula dampaknya kepada masyarakat luas. Selama itu bermanfaat untuk masyarakat banyak, kenapa tidak? Semua itu kembali ke pribadi masing-masing untuk berpendapat.