Minggu, 21 Juni 2015

Heboh Aktor Film Indonesia Keluar dari Islam

Bahasanya disebut murtad.

Pada dasarnya, dalam firmanNya, Allah tidak pernah memaksa seorang hamba untuk memeluk agama Islam. Hidayah memeluk agama Islam diberikan kepada orang-orang yang Allah kehendaki. Dan biasanya, orang yang memeluk Islam dikarenakan sebuah pencarian yang mendalam baik dari ilmu sains maupun dari ilmu agama itu sendiri.

Pernah saya menyimak satu khotbah ketika solat jumat, entah khotib nya menganut paham yang "tegas" atau apalah, beliau berpendapat bahwa orang murtad, halal darahnya. Ya tafsirkan sendiri maksudnya ya. Beliau menyamakan orang murtad sebagai pengkhianat. Pengkhianat terhadap agamanya, memiliki analogi yang mirip dengan pengkhianat terhadap negaranya yang halal untuk ditangkap, dibunuh atau diapakan. Saya tidak akan membahas mengenai hal ini, tetapi yang akan saya bahas adalah mengenai sebab seseorang bisa murtad.

Hal ini banyak saya ambil dari pengalaman yang ada di sekitar saya, dari cerita orang-orang yang saya dengar dan memang terjadi. Berkaitan dengan sang aktor, dengar-dengar beliau memiliki pasangan hidup non muslim. Saya cukup bilang bahwa mereka adalah pasangan hidup, bukan pasangan suami istri. Allah berfirman di Alquran, kalau kita sebagai muslim JANGAN mengambil istri dari orang-orang non muslim. Bahkan Allah lebih menghalalkan kalau kita menikah dengan seorang budak wanita yang beragama Islam, dibandingkan menikah dengan wanita terhormat non muslim. Tetapi, ada satu syarat dari Allah ketika kita ingin menikahi wanita non muslim, yaitu wanita KETURUNAN AHLI KITAB. Ok, kita bahas ahli kitabnya dulu.

Banyak yang bilang ahli kitab yang berarti pendeta, pastur atau siapa pun yang ada saat ini. Yang penting kitabnya yang diakui oleh Allah. Disebutkan di Alquran sebagai kitab-kitab dari Allah yang diturunkan kepada Rasul atau NabiNya. Tapi, ada yang harus ditelaah lebih lanjut mengenai kitab-kitab ini. Seperti yang kita tahu, Allah menurunkan 4 kitab di dalam sejarah umat manusia ini, yaitu Zabur, Taurat, Injil dan Alquran. Dari keempat kitab tersebut, Allah hanya memberi jaminan kepada Alquran untuk dijaga keaslian dan keontetikannya hingga akhir jaman. Lalu bagaimana dengan 3 kitab yang lainnya? Dari pengetahuan saya, 3 kitab yang lain hanya asli dan otentik di jamannya masing-masing. Dan seperti Undang-Undang yang selalu direvisi, setiap kitab akan menggantikan dan melengkapi kitab-kitab sebelumnya. Dan Alquran adalah kitab terakhir yang diturunkan Allah, yang artinya dengan logika manusia terbodoh pun harusnya kita tahu, bahwa kitab yang kita pergunakan saat ini adalah Alquran. Bagaimana dengan ahli kitabnya? Begitupun dengan ahli kitabnya, seorang muslim hanya boleh menikahi wanita non muslim keturunan ahli kitab YANG ASLI, bukan yang hasil "karya" manusia. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, dari keempat kitab yang ada, hanya Alquran yang dijaga keaslian dan keotentikan isinya dan dijamin langsung oleh Allah. Jadi untuk Anda-Anda yang hidup saat ini, jangan pernah percaya kepada ahli kitab selain ahli kitab Alquran. Apa jaminan kitab-kitab itu asli dari jamannya? Asli dari jaman Nabi Daud, Nabi Musa dan Nabis Isa.

Saya tidak ingin mengatakan kitab-kitab yang 3 itu salah saat ini. Yang saya katakan adalah, siapa yang bisa menjamin 3 kitab tersebut memiliki isi dan makna yang sama dengan kitab di jamannya? Hubungannya apa dengan kemurtadan seseorang? OK, kita balik lagi ke bagian wanita keturunan ahli kitab. Sehubungan dengan isi dan makna dari kitab selain Alquran yang sudah tidak asli dan otentik lagi, maka di jaman saat ini, syarat tersebut pun gugur dengan sendirinya. Karena seperti yang saya ucapkan berulang-ulang, siapa yang bisa menjamin kitab-kitab selain Alquran itu masih asli dan sama dengan kitab-kitab di jaman Nabi Daud, Nabi Musa dan Nabi Isa? Jadi ahli kitabnya pun sudah tidak relevan lagi, dan syarat wanita keturunan ahli kitabnya pun gugur sudah. Jadi ketika Anda ingin menikahi seorang wanita atau pria non muslim, jangan pernah berpikir-pikir lagi, tetapi segera tegaskan Islam atau tidak sama sekali. Contohnya apa? Ya si aktor yang lagi heboh saat ini contohnya. Makanya tadi saya bilang di awal, bahwa mereka adalah pasangan hidup bukan pasangan suami istri, karena syarat pernikahan secara Islamnya tidak sah.

Ada lagi cerita, bahwa ada teman yang lebih nyaman ketika berdoa di sebuah gereja dibanding ketika solat. Ya, kalau yang ini saya tidak bisa berkata banyak. Rasa nyaman, aman, sejuk dan tenteram, semuanya tergantung dari pribadi masing-masing. Dalam Islam pun sebenarnya ada satu istilah untuk hal ini, yaitu qanaah. Seberat apa pun pekerjaan kita, seburuk apa pun hasil yang kita dapatkan, kita harus tetap qanaah dan sabar dalam menerimanya. Qanaah sendiri menurut saya artinya menerima dengan ikhlas.

Dalam suatu pengajian yang saya ikuti, pada dasarnya Allah itu memiliki sifat Rahman, yang artinya Maha Pengasih. Artinya Allah akan memberikan rahmat atau pun rejeki kepada setiap makhluk yang ada di bumi ini, entah muslim atau pun non muslim. Jadi sebenarnya kita tidak perlu khawatir akan rejeki yang kita dapatkan, karena Allah sudah menetapkan rejeki tersebut, asalkan kita tetap berusaha dalam menjemput rejeki kita itu. Ingat ya, tetap berusaha dalam menjeput rejeki yang halal itu. Kaya miskin, Allah tidak permasalahkan, yang Allah inginkan, kita sebagai manusia selalu bertawakal, mematuhi perintahNya dan menjauhi laranganNya. Hubungannya dengan murtadnya seseorang apa?

Setan yang katanya bisa menyerupai siapa pun yang ada di dunia ini, kecuali Rasul Muhammad, selalu menggoda iman kita. Ketika kita mengalami kebimbangan, mengalami kegalauan, setan membisiki diri kita untuk mencari pelarian selain Allah. Setelah berhasil, setan lalu memberikan rasa tenteram dan nyaman, padahal sebenarnya setan tengah tertawa karena berhasil menggoda iman manusia. Jadi kalo ada orang yang mengaku ketemu Tuhannya selain Allah, ada yang ngaku ketemu orang sakti, ada yang ngaku ketemu si ini si anu, tetapi mengajak untuk berbuat yang menyimpang dari ajaran Islam, ya pikir sendiri deh ya apa bener yang begitu.

Jadi begitu ya teman-teman, jaga selalu keluarga kita, adik, kakak, atau anak-anak kita nanti, dari godaan-godaan setan ini. Cantik, ganteng tapi non muslim, sebaiknya jangan ya. Rasa nyaman, tenteram, kaya banyak harta, hidup berlimpah tapi musyrik sebaiknya tidak, lebih baik cukup, sederhana dan hidup dalam agama Islam.

Selalu berpegang teguh pada tali Allah ini ya teman-teman. Ingat, kita hidup bukan di dunia ini saja, masih ada kehidupan kekal di akhirat kelak. Takut lah dengan siksaan Allah disana nanti.

Satu pesan saya sebagai penulis di artikel ini. Saya bukan mengajak untuk meruncingkan perbedaan, tetapi untuk menunjukkan apa yang menjadi tuntunan dalam memilih istri ataupun suami. Begitu pun untuk menyikapi hidup kita di dunia. Tetap jaga hubungan baik sesama manusia, baik muslim maupun non muslim. Cukup berteman baik dan menjaga silaturahim. Kalau ada yang salah maafkan saya dan tolong dikoreksi. Peace solat and shoum...

Selasa, 16 Juni 2015

Fenomena Kebebasan Berpendapat di Indonesia

Artikel ini cuma opini penulis sendiri saja. Dan jika ingin berdiskusi silahkan saja. Berdiskusilah dengan bijak, saya tidak melarang memberikan kritik dan masukkan, selama menggunakan kata-kata santun dan beretika.

Freedom of speech atau kebebasan berpendapat adalah hal yang masih baru bagi masyarakat Indonesia. Kebebasan berpendapat sudah diperjuangkan oleh para aktivis-aktivis pada jaman orde baru, sebagai bentuk kritik dan masukkan kepada pemerintah. Tetapi, pemerintah saat itu sangat membatasi para pemberi pendapat ini. Bahkan beberapa sudah tidak terdengar kabarnya lagi setelah memberikan pendapat kepada pemerintah saat itu. Baru pada tahun 1998, setelah runtuhnya jaman orde baru ini, barulah kebebasan berpendapat mendapat tempat di masyarakat dan pemerintahan, sebagai cara untuk memberikan masukkan dan mendengarkan apa keinginan rakyat. Setiap orang bebas memberikan kritik dan masukkan untuk pemerintah atau siapa pun, bahkan di beberapa media diberikan tempat khusus untuk suara para pembaca.

Oleh karena itu, kebebasan berpendapat di Indonesia masih bisa dibilang ABG, masih seumur jagung. Dan bodohnya orang Indonesia, terlalu cepat berpuas diri. Ketika media asing memberitakan Indonesia sebagai negara demokrasi muslim terbesar di dunia, segenap masyarakat Indonesia besar kepala dan tinggi hati. Setiap orang menganggap dirinya hebat dengan hal ini, mereka masing-masing memiliki akun di setiap media sosial yang ada. Facebook, twitter, instagram dan path adalah media sosial yang populer untuk mencetuskan pendapat masing-masing.

Salah kaprah pun terjadi disini, akun media sosial didukung dengan kebebasan berpendapat yang masih seumur jagung ini membuat para warga media sosial merasa punya hak untuk berkata seenak udelnya sendiri. Cacian, makian kepada seseorang. Bahkan mengunggah foto-foto asusila sekali pun mereka lakukan. Semuanya dengan alasan "bebas donk, akun punya gue, foto punya gue, kok lu yang sewot". Dan hal-hal negatif lainnya pun terjadi.

Dampaknya, ada anak yang ditangkap polisi dan dikatakan sebagai penyebar foto asusila Presiden Jokowi. Twitwar yang akhirnya "war" betulan benar-benar terjadi di GBK. Berita-berita negatif yang menyebar di Indonesia. Acara gosip, sinetron tidak bermutu, sampai acara hiburan yang ditonton anak-anak alay.

Semua orang bebas berpendapat, bebas berkarya tanpa memikirkan tanggung jawabnya, tanpa memikirkan dampaknya, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ini yang saya bilang masih seumur jagung, masih ABG. Kita tahu sendiri, anak kecil sampai anak ABG mana ada yang pernah memikirkan akibat perbuatannya. Sama seperti masyarakat Indonesia saat ini, kita bebas memberikan pendapat, tanpa mikirin apa sih dampaknya. Bebas ngomong kasar di media sosial. Bebas menulis artikel provokatif di blog, di koran, di forum. Ketika sudah terpublish, dan menjadi viral, kemudian menjadi hal-hal negatif dan menimbulkan kehebohan publik, mereka lepas tangan. Mereka beralasan itu adalah pendapat saya pribadi, terserah orang mau terima atau gak.

Contoh kasus, black campaign ketika pilpres 2014 kemarin. Banyak hal-hal yang tidak jelas ditampilkan oleh pendukung kedua calon. Ada yang bikin koran segala, sampai ada yang bikin pasukan cyber. Saya berpikir, kok ya sampai begini sih kondisi Indonesia. Kenapa masyarakat Indonesia begitu bodohnya sampai mau melakukan hal ini. Contoh yang terakhir akibat kebebasan berpendapat adalah heboh tutup warung saat bulan Ramadha tahun ini. Ini menurut saya hanya membuang-buang waktu dan energi untuk didebatkan dan dibahas. Sampai ada yang mengutip Alquran. Penulis adalah orang Islam, saya mengerti rukun-rukun Iman dan Islam, saya tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dalam Islam, dan alhamdulillah saat ini sudah dalam tahap Islam akan saya bawa sampai mati. Tapi ya ndak perlu juga sampai semua orang harus sama dengan kita. Dulu waktu jaman saya SD di sekolah Islam, kayanya warung-warung tuh masih buka dan memasang tirai penutup untuk menjaga yang sedang berpuasa. Jaman saya SD tuh tahun 1993-1999. Kenapa gk dari jaman itu aja udah ribut soal tutup warung ketika Ramadhan. Aneh menurut saya. Hal-hal yang tidak perlu diributkan kenapa sekarang jadi heboh sekali. Akibatnya, saat ini justru memecah masyarakat muslim menjadi 2 golongan. Penulis tidak mendukung salah satu opini, tetapi penulis hanya merasa heran, kenapa hal semacam ini bisa menimbulkan kehebohan. Salahnya dimana buka warung ketika puasa?

Kebebasan berpendapat seharusnya dilakukan dengan memikirkan pula dampaknya kepada masyarakat luas. Selama itu bermanfaat untuk masyarakat banyak, kenapa tidak? Semua itu kembali ke pribadi masing-masing untuk berpendapat.

Selasa, 24 September 2013

Taman Koral Amed yang Sungguh Indah

Hari ketiga bulan madu niihhh.. Ihiiiiyyyy. Di hari ketiga ini, kita berdua disibukkan dengan pindahan hotel dari daerah Ubud menuju daerah Amed yang terkenal dengan taman koralnya yang indah.

Setelah 2 jam perjalanan dari ubud, maka tibalah kita di Hotel Arya Amed yang begitu tenang. Hotel arya ini dihiasi dengan taman rumput yang hijau dan juga pohon kamboja yang sedang bermekaran bunga-bunganya. Setelah melakukan registrasi di resepsionis, kita berdua diantar ke kamar hotel untuk aku dan istriku. Setelah melewati beberapa kamar, akhirnya sampailah dengan kamar kita yang berada di pojok suatu area tertutup. Awalnya kita tidak begitu mempersoalkan posisi kamar ini, tapi begitu malam tiba, kita pun seperti agak merinding, dikarenakan hanya kita berdua saja yang menyewa kamar di area itu, sedangkan sisa kamar yang lain masih kosong. Akhirnya aku berpikir untuk menghindari rasa parno dengan melakukan aktifitas malam yang enerjik. Ihiiiyyyy. Enaknya sudah nikaaahhh.... Hehehe

Setelah bongkar muat koper dan tas, kita pun pergi ke restoran hotel untuk memesan makan siang. Sampai di restoran, kita berdua terpesona dengan pemandangannya yang berada di pinggir pantai. Setelah memesan makanan, kita berdua pun berjalan-jalan sebentar di pantainya. Pantainya indaaahhh banget, meskipun berbatu-batu, bukan pantai pasir. Kekurangannya hanya kotoran sisa-sisa upacara yang terdampar di pantai berserakan begitu saja tanpa ada yang membersihkannya. Tidak tahu deh apakah memang tidak boleh dibersihkan atau memang penduduknya tidak peduli. Tapi overall pemandangannya masih cukup indah. Mulai dari air lautnya yang biru. Di kanan dan kiri ada tanjung yang menjorok ke laut, sehingga memperindah pemandangan dengan lekukan bibir pantai yang cantik. Di sepanjang bibir pantai pun tertambat banyak perahu nelayan yang bercat warna warni. Menambah komposisi pemandangan pantai yang kaya akan objek untuk para fotografer amatir seperti saya. Hehehe. Tidak lama kita jalan-jalan di pantai siang itu, kita pun segera kembali ke restoran hotel dan menyantap makan siang yang sudah dipesan sebelumnya.

Sorenya, aku pun berenang di kolam renang hotel. Meskipun kecil dan bentuknya tidak kotak, lumayan untuk menghilangkan lelah. Yang berenang kali ini cuma aku aja, sedangkan istriku tidak berenang, karena lagi ada tamu bulanan. Jadi tugasnya istriku kali ini cuma foto-foto saja.

Selepas magrib, kita berdua pun bersiap untuk mencari restoran untuk makan malam. Keluar dari hotel, kita pergi ke arah barat, sepanjang jalan sangat sepi, hanya terlihat beberapa rumah makan sederhana. Kalau dipikir-pikir, daerah Amed ini memang cocok untuk bulan madu. Selain daerahnya yang indah, suasananya yang tenang sangat cocok untuk para pasangan muda berbulan madu.

Setelah berjalan beberapa ratus meter, akhirnya kami berdua memutuskan untuk makan malam di restoran seafood. Restorannya cukup sederhana, hanya berbentuk aula terbuka dan terdiri dari beberapa set meja, tetapi suasananya cukup nyaman. Pengunjung pun bisa memilih posisinya untuk duduk di aula ataupun di taman kebun buah. Kami pun memilih untuk duduk di dalam aula. Tidak lama kami pun diberikan buku menu. Kalau dilihat dari harganya memang sedikit lebih mahal, maklum karena di daerah wisata. Tetapi dilihat dari sisi pelayanannya sangat memuaskan. Kami pun dilayani oleh pemiliknya langsung, dikarenakan ada beberapa pegawainya yang sedang tidak masuk. Kami pun memesan ikan bakar dan cah kangkung sebagai menu makan malam saat itu. Setelah mendapatkan makanan, kami pun kaget melihat jumlahnya yang sangat banyak. Si pemilik restoran pun mengatakan memang sengaja diberikan tambahan satu porsi lagi untuk ikannya, karena untuk penghabisan katanya. Alhasil kami berdua pun makan cukup kenyang malam itu. Tidak hanya itu saja, si ibu pemilik restoran pun menghibahkan kami satu buah pepaya yang cukup besar sebelum kami meninggalkan restoran tersebut. Kami pun cuma bengong saja sewaktu si ibu menyodorkan buah pepaya tersebut. Dalam hati, "gile, beli ikan bakar sama cah kangkung dapet tambahan ikan bakar seporsi sama pepaya guede, bisa-bisa klenger malam ini". Dengan hati bingung bagaimana menghabiskan buah pepayanya, kami pun mengucapkan banyak terima kasih kepada si ibu dan berpamitan kembali ke hotel. Sesampainya di hotel, kami berdua pun langsung beristirahat karena kekenyangan yang amat sangat.

Hari kedua di Amed. Di restoran hotel, istriku memesan pancake dan aku pesan....... nasi goreng lagi. Aku benar-benar tidak bisa lepas dari nasgor. Setelah makan, kami pun langsung menuju resepsionis untuk menyewa peralatan snorkeling dan juga menyewa motor untuk travel di sekitaran Amed. Setelah semua peralatan siap, kami pun diberikan saran untuk snorkeling di daerah Jemeluk, infonya sih di sana taman koralnya sangat indah. Dan salah satu recommended area untuk snorkeling. Sesampainya di daerah Jemeluk, kami pun langsung nyemplung ke air laut untuk melihat-lihat kondisi koralnya. Sedikit demi sedikit kami pun mulai berenang agak ke tengah. Di sekitar 10 meter dari bibir pantai, kami pun mulai melihat banyak ikan-ikan yang sangat indah mulai berseliweran di depan kami. Tidak lama, kami pun mulai melihat taman koral yang sangat-sangat indah. Aku pun tidak menyangka bahwa aku bisa melihat langsung taman koral bawah laut yang sangat indah dengan mata kepala sendiri. Tidak membutuhkan waktu lama untuk menyadari bahwa kami lupa tidak membawa kamera under water saat itu. Perasaan kesal pun sempat menyelinap, kenapa bisa sampai tidak terbawa, padahal pemandangan bawah lautnya saat itu sungguh indah dan cantik untuk diabadikan. Tetapi aku pun mencoba untuk menikmati pemandangan tersebut tanpa memperdulikan kameranya. Setelah sekitar 10 menit berenang, tiba-tiba istriku memanggilku menarik lenganku yang menyebabkan akumenoleh cukup dalam. Tiba-tiba alat snorkle ku masuk ke dalam permukaan air dan aku pun meminum air laut yang asin. Sekejap saja aku panik dan segera menarik lengan istriku untuk segera berenang ke pinggir pantai. Setelah beristirahat sebentar, kami pun kembali berenang di tepi pantai sekitar 15 menit. Setelah itu, kami pun berpikir untuk kembali ke hotel untuk mengambil kamera dan mencoba titik snorkling lainnya.

Setelah mengambil kamera, aku dan istriku pun langsung meluncur ke tempat lain dengan menggunakan motor bebek matic yang kami sewa. Sesampainya di sana, ternyata ombak pantai pun sudah mulai besar, kami berpikir dua kali ketika mulai berenang. Akhirnya kami pun memutuskan untuk berenang juga. Tapi apa daya, ombak yang cukup besar dan juga koral pantai yang sangat tajam menyurutkan usaha kami berdua untuk sampai ke tengah laut. Tangan dan lututku tergores karena terkena koral yang tajam. Begitupun dengan istriku, lututnya sampai berdarah terkena permukaan koral mati yang tajam. Akhirnya kami berdua pun memutuskan untuk kembali ke hotel saja.

Makan malam kedua bertempat agak jauh dari hotel tempat kita menginap. Disini lumayan lebih rame dibanding tempat makan sebelumnya. Setelah makan malam, kita berdua pun segera kembali ke hotel untuk beristirahat.

Keesokan harinya kita berdua sarapan dan bersiap-siap untuk kembali pindah ke hotel lain di wilayah Kuta. Berlanjut di cerita berikutnya yaa...

Senin, 16 September 2013

Sawah Ubud Bali Yang Mempesona

Alhamdulillah acara akad dan juga resepsi untuk pernikahan ku sudah selesai. Sekarang tibanya waktu berlibuuuurrrr!!!!! Honeymoon dengan istri tercinta. Honeymoon part 1 ini kami mengambil paket dari www.honeymoonkita.com. Ok banget organizernya. Kebetulan aku ambil paket yang di hotel Biyukukung di Ubud, Bali.

Setibanya di Bandara Ngurah Rai, kita langsung dijemput sama driver yang kerja sama dengan honeymoonkita. Langsung deh kita berangkat menuju hotel Biyukukung. Setibanya di Hotel Biyukukung, kita disambut oleh petak-petak sawah yang mulai menguning.

Ternyata kita datangnya masih terlalu pagi, jadi kamar yang kita sewa masih dipergunakan oleh orang lain. Jadi kita titip tas di resepsionis, dan langsung jalan ke pasar ubud. Fiuuuhhh, lumayan menguras keringat jalan kaki ke pasar ubud, sekitar 20-30 menit jln kaki dari hotel Biyukukung. Tapi seru juga, karena bisa melihat aktifitas masyarakat sekitar.

Beli celana dan tas di pasar ubud, lanjut jalan kaki lagi balik ke hotel. Tapi jalurnya memutar lewat jalan Monkey Forest. Di tengah jalan sudah ngos-ngosan, jadi kita istirahat dulu deh di toko es krim.

Makan es krim berdua istri memang josss, kaya lagu buka sitik joss gitu deh. Hehehe..

Sampai di daerah Monkey Forest sudah agak sore dan kecapean, jadinya kita memutuskan untuk langsung ke hotel aja untuk istirahat. Sampai di hotel, kamar kita sudah available. Langsung deh kita diantar ke kamar oleh pihak hotel. Ternyata kamar kita dikelilingi oleh persawahan yang cantiiikkk banget. Pemandangannya oke banget disini. Selain sawah yang mulai menguning, kita juga bisa lihat matahari terbenam di area persawahan. Sesampainya di kamar, kita langsung istirahat tidur bleeeekkk sampe dekat magrib deh. Capeeeeee



Malamnya kita dinner di Bebek Bengil. Jalan kaki gak sampe 10 menit dari hotel. Senangnya dapat hotel di Biyukukung. Di Bebek Bengil kita berdua pesan menu bebek bengil, daging bebek setengah ekor yang digoreng dan disajikan dengan berbagai macam sambal. Makan setengah ekor bebek memang jossss. Kenyangnya puooolllll...
Hari kedua. Paginya kita sempatkan untuk berenang di kolam renang hotel. Sambil mencoba kameranya yang katanya sih waterproof. Mumpung masih pagi, jadinya yang berenang baru aku dan istri aja nih. Dimanfaatkan lah untuk berenang dengan berbagai gaya, sekalian foto-foto juga.




Selesai bereneang, kita sarapan di restoran hotel kemudian langsung siap-siap untuk jalan-jalan ke daerah Kintamani. Diantar sama driver yang kemarin, kita langsung berangkat menuju daerah Gunung Batur. Memang namanya perjalanan ke daerah gunung, sepanjang jalan yang dilalui itu menanjak. Kita sempat berhenti di sebuah desa (lupa aku namanya), disana persawahannya benar-benar kereeennn, bagus banget susunan teraseringnya. Kita ambil foto-foto sebentar lalu melanjutkan perjalanan ke Gunung Batur.

Tak sampai 1 jam, kita sudah sampai di daerah Kintamani. Sesampainya di sana, kita disuguhi oleh pemandangan yang cantik dari Gunung Batur dan Gunung Abang yang mengapit sebuah danau yang cukup besar, yaitu Danau Batur. Pemandangan yang sangat indah sekali. Dan gak berhenti-hentinya aku mengabadikan pemandangannya yang cantik itu dengan kamera Nikon ku.




Setelah dari Gunung Batur, kita merapat ke daerah Istana Tampak Siring. Disini kita hanya berkeliling di daerah pura di bawah istana. Tidak begitu lama kita berkeliling di pura Istana Tampak Siring. Setelah itu, mobil pun berangkat kembali menuju daerah Ubud. Sebelumnya, kita sempat mampir ke daerah pariwisata Kokokan, tapi ternyata masih terlalu siang untuk bisa kesana. Katanya sih di Kokokan kita bisa lihat sekawanan burung berwarna putih yang terbang beriringan, cantik banget katanya. Tapi apa daya, ternyata burung-burungnya masih cari makan dulu. Jadinya kita langsung menuju ke Monkey Forest deh.




Di Monkey Forest harus hati-hati katanya. Selain karena aku takut monyet, ternyata monyet disini nakal-nakal, suka ngambilin barang-barang milik pengunjung. Dan terbukti memang, cairan cuci tangan punya istriku aja diambil sama salah satu monyet di sana. Mungkin karena tertarik dengan warnanya yang berwarna warni dan juga menggantung di tas. Alhasil, si monyet tiba-tiba loncat ke tas istriku dan narik botol antiseptiknya. Sedapatnya botol, si monyet langsung kabur. Kita takutnya mudah-mudahan gak sampe diminum deh tuh antiseptik. Bisa-bisa semaput tuh monyet.
Puas di Monkey Forest, kita langsung balik ke hotel untuk beristirahat.
Esok harinya, kita siap-siap untuk pindah hotel ke daerah Amed.
Mau tahu gimana cerita kita di daerah Amed yang terkenal dengan taman koralnya? Tunggu lanjutan cerita selanjutnya.

Jumat, 02 Agustus 2013

Mudik, Wajib atau Kebutuhan semata?

Hal yang sangat sering kita lihat terjadi ketika beberapa hari menjelang lebaran, orang-orang berbondong-bondong mengunjungi sanak saudara di kampung halaman. Ada yang membawa oleh-oleh yang cukup banyak, ada yang bawa anak istri, bahkan ada juga yang hanya membawa beberapa potong pakaian yang penting bisa pulang kampung sambil teriak "Emaaakkk, anakmu pulaaaanngg". Mungkin kita termasuk salah satunya.

Entah sejak kapan masyarakat Indonesia mulai berduyun-duyun melaksanakan tradisi mudik ini. Karena sepengetahuan saya sewaktu kecil dulu, kalau jamannya lebaran itu gk ada yang ramai-ramai mudik seperti saat ini.

Tradisi mudik ini terkadang dipandang sebagian orang sebagai sesuatu yang wajib untuk dilakukan. Dari yang alasannya rindu keluarga dan ingin berlebaran dengan mereka. Sampai ke alasan berkeinginan memamerkan keberhasilannya merantau di daerah orang. Hal ini tidak terlepas dari sifat masyarakat Indonesia yang masih menjadi masyarakat sosial.

Lalu apakah memang tradisi mudik ini wajib dilaksanakan menjelang hari raya lebaran? Tentu saja tidak. Kalau yang namanya mudik itu wajib, sudah barang tentu banyak orang yang berdosa karena tidak bisa berlebaran dengan keluarga, termasuk saya sendiri. Tradisi mudik pun ternyata hanya ada di Indonesia.

Saya sendiri bukan orang yang sangat menyukai tradisi mudik ini. Saya lebih bersifat praktis dan berfokus pada fungsinya. Kalau memang kebutuhannya hanya ingin bertemu dan berkumpul dengan keluarga, ya lebih baik dilakukan di lain waktu saja. Misalnya 2 minggu setelah lebaran baru kita berangkat mudik. Alasannya hanya ingin mencari keamanan dan kenyamanan dalam melakukan bepergian.

Terlepas dari berbagai alasan yang kita kemukakan, tradisi mudik bukanlah suatu kewajiban, tetapi hanya kebutuhan kita semata yang memiliki sifat bersosial dan kembali ke akar rumputnya masing-masing. Alangkah bijaknya dipikirkan terlebih dahulu ketika kita memutuskan bepergian apalagi dengan membawa istri yang sedang hamil tua atau anak yang masih balita. Pikirkanlah sisi keamanan dan kenyamanan di jalan saat ini yang sudah tidak dipikirkan lagi oleh para pengguna jalan.

Mudik atau tidak mudik adalah pilihan kita, tetapi selalu utamakan faktor keamanan dan kenyamanan. Jangan memaksakan kehendak hanya untuk mudik bahkan sampai berhutang sana sini. Semoga teman-teman yang mudik selalu dilindungi Allah dalam perjalanannya. Dan dapat kembali dengan selamat. Dan ingaaattt!!! Jangan bawa "buntut" tambahan ya kalau kembali ke kota.

Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon maaf lahir dan batin

Rabu, 31 Juli 2013

Bersabar Menghadapi Tekanan

Tahu kan yang namanya daun putri malu? Tumbuhan rerumputan yang ketika diberi sentuhan langsung menguncupkan daun-daunnya? Sewaktu kecil saya sering sekali bermain-main dengan tumbuhan ini, sengaja menyentuhkan jari hanya untuk menguncupkan daunnya.

Layaknya daun putri malu, seorang pekerja yang tidak siap menghadapi tekanan mental akan segera menciutkan hatinya untuk menghadapi pekerjaan.

Sebagai pekerja tambang, yang katanya sangar, serem dan tahan banting, bukan jamannya lagi harus bersikap seperti itu.

Satu kunci yang biasa saya pakai ketika menghadapi tekanan maupun beban pekerjaan yang bertubi-tubi, yaitu bersabar. Bersabar bukan berarti kita menyerah. Bersabar lebih berarti bahwa kita berfikir bagaimana caranya kita bisa menghadapi tekanan pekerjaan yang datang ini. Memutar otak dan memantapkan hati untuk mengambil langkah-langkah strategis bagi diri kita sendiri untuk dapat keluar dari tekanan. Setelah itu buatlah prioritas dari langkah-langkah tersebut dan rencanakanlah kapan dan bagaimana Anda menjalankan langkah-langkah itu.

Seperti tulisan saya sebelumnya, Allah berfirman "... Jadikanlah sabar dan solat itu sebagai penolongmu". Maka janganlah pernah menyepelekan arti kata sabar itu. Mudah-mudahan dengan bersabar ini, kita bisa menjadi lebih subur lagi rejekinya. Amin...

Selasa, 30 Juli 2013

Bermimpi atau Menjalani Mimpi

Pernah Anda bermimpi menjadi seseorang yang begitu terkenal, memiliki uang yang banyak dan bisa jalan-jalan kemana saja sesuka Anda? Semua orang pasti pernah bermimpi seperti itu. Tetapi apakah kita hanya menjadikannya sebuah mimpi saja tanpa mencoba mewujudkannya?

Bermimpi tidaklah berarti apa-apa jika kita tidak mencoba mewujudkannya. Seseorang pernah berkata kepada saya, bermimpilah setinggi-tingginya, kenapa? Karena bermimpi tidaklah mengeluarkan biaya sepeser pun.

Yang membedakan seseorang yang sukses dengan seseorang pecundang adalah bagaimana cara mereka bermimpi. Orang pecundang bermimpi layaknya menulis di atas air, ketika dia sadar dari mimpinya, maka seketika itu juga mimpinya itu sirna. Tetapi orang sukses bermimpi layaknya menulis di atas batu. Meskipun sulit dan penuh tantangan, perlahan tapi pasti dia menjalaninya dan berusaha mewujudkan mimpinya itu dan menyelesaikannya.

Jadilah orang yang menjalani mimpinya walau sulit dan penuh tantangan. Jangan menjadi orang yang hanya bermimpi untuk lari dari kenyataan