Selasa, 24 September 2013

Taman Koral Amed yang Sungguh Indah

Hari ketiga bulan madu niihhh.. Ihiiiiyyyy. Di hari ketiga ini, kita berdua disibukkan dengan pindahan hotel dari daerah Ubud menuju daerah Amed yang terkenal dengan taman koralnya yang indah.

Setelah 2 jam perjalanan dari ubud, maka tibalah kita di Hotel Arya Amed yang begitu tenang. Hotel arya ini dihiasi dengan taman rumput yang hijau dan juga pohon kamboja yang sedang bermekaran bunga-bunganya. Setelah melakukan registrasi di resepsionis, kita berdua diantar ke kamar hotel untuk aku dan istriku. Setelah melewati beberapa kamar, akhirnya sampailah dengan kamar kita yang berada di pojok suatu area tertutup. Awalnya kita tidak begitu mempersoalkan posisi kamar ini, tapi begitu malam tiba, kita pun seperti agak merinding, dikarenakan hanya kita berdua saja yang menyewa kamar di area itu, sedangkan sisa kamar yang lain masih kosong. Akhirnya aku berpikir untuk menghindari rasa parno dengan melakukan aktifitas malam yang enerjik. Ihiiiyyyy. Enaknya sudah nikaaahhh.... Hehehe

Setelah bongkar muat koper dan tas, kita pun pergi ke restoran hotel untuk memesan makan siang. Sampai di restoran, kita berdua terpesona dengan pemandangannya yang berada di pinggir pantai. Setelah memesan makanan, kita berdua pun berjalan-jalan sebentar di pantainya. Pantainya indaaahhh banget, meskipun berbatu-batu, bukan pantai pasir. Kekurangannya hanya kotoran sisa-sisa upacara yang terdampar di pantai berserakan begitu saja tanpa ada yang membersihkannya. Tidak tahu deh apakah memang tidak boleh dibersihkan atau memang penduduknya tidak peduli. Tapi overall pemandangannya masih cukup indah. Mulai dari air lautnya yang biru. Di kanan dan kiri ada tanjung yang menjorok ke laut, sehingga memperindah pemandangan dengan lekukan bibir pantai yang cantik. Di sepanjang bibir pantai pun tertambat banyak perahu nelayan yang bercat warna warni. Menambah komposisi pemandangan pantai yang kaya akan objek untuk para fotografer amatir seperti saya. Hehehe. Tidak lama kita jalan-jalan di pantai siang itu, kita pun segera kembali ke restoran hotel dan menyantap makan siang yang sudah dipesan sebelumnya.

Sorenya, aku pun berenang di kolam renang hotel. Meskipun kecil dan bentuknya tidak kotak, lumayan untuk menghilangkan lelah. Yang berenang kali ini cuma aku aja, sedangkan istriku tidak berenang, karena lagi ada tamu bulanan. Jadi tugasnya istriku kali ini cuma foto-foto saja.

Selepas magrib, kita berdua pun bersiap untuk mencari restoran untuk makan malam. Keluar dari hotel, kita pergi ke arah barat, sepanjang jalan sangat sepi, hanya terlihat beberapa rumah makan sederhana. Kalau dipikir-pikir, daerah Amed ini memang cocok untuk bulan madu. Selain daerahnya yang indah, suasananya yang tenang sangat cocok untuk para pasangan muda berbulan madu.

Setelah berjalan beberapa ratus meter, akhirnya kami berdua memutuskan untuk makan malam di restoran seafood. Restorannya cukup sederhana, hanya berbentuk aula terbuka dan terdiri dari beberapa set meja, tetapi suasananya cukup nyaman. Pengunjung pun bisa memilih posisinya untuk duduk di aula ataupun di taman kebun buah. Kami pun memilih untuk duduk di dalam aula. Tidak lama kami pun diberikan buku menu. Kalau dilihat dari harganya memang sedikit lebih mahal, maklum karena di daerah wisata. Tetapi dilihat dari sisi pelayanannya sangat memuaskan. Kami pun dilayani oleh pemiliknya langsung, dikarenakan ada beberapa pegawainya yang sedang tidak masuk. Kami pun memesan ikan bakar dan cah kangkung sebagai menu makan malam saat itu. Setelah mendapatkan makanan, kami pun kaget melihat jumlahnya yang sangat banyak. Si pemilik restoran pun mengatakan memang sengaja diberikan tambahan satu porsi lagi untuk ikannya, karena untuk penghabisan katanya. Alhasil kami berdua pun makan cukup kenyang malam itu. Tidak hanya itu saja, si ibu pemilik restoran pun menghibahkan kami satu buah pepaya yang cukup besar sebelum kami meninggalkan restoran tersebut. Kami pun cuma bengong saja sewaktu si ibu menyodorkan buah pepaya tersebut. Dalam hati, "gile, beli ikan bakar sama cah kangkung dapet tambahan ikan bakar seporsi sama pepaya guede, bisa-bisa klenger malam ini". Dengan hati bingung bagaimana menghabiskan buah pepayanya, kami pun mengucapkan banyak terima kasih kepada si ibu dan berpamitan kembali ke hotel. Sesampainya di hotel, kami berdua pun langsung beristirahat karena kekenyangan yang amat sangat.

Hari kedua di Amed. Di restoran hotel, istriku memesan pancake dan aku pesan....... nasi goreng lagi. Aku benar-benar tidak bisa lepas dari nasgor. Setelah makan, kami pun langsung menuju resepsionis untuk menyewa peralatan snorkeling dan juga menyewa motor untuk travel di sekitaran Amed. Setelah semua peralatan siap, kami pun diberikan saran untuk snorkeling di daerah Jemeluk, infonya sih di sana taman koralnya sangat indah. Dan salah satu recommended area untuk snorkeling. Sesampainya di daerah Jemeluk, kami pun langsung nyemplung ke air laut untuk melihat-lihat kondisi koralnya. Sedikit demi sedikit kami pun mulai berenang agak ke tengah. Di sekitar 10 meter dari bibir pantai, kami pun mulai melihat banyak ikan-ikan yang sangat indah mulai berseliweran di depan kami. Tidak lama, kami pun mulai melihat taman koral yang sangat-sangat indah. Aku pun tidak menyangka bahwa aku bisa melihat langsung taman koral bawah laut yang sangat indah dengan mata kepala sendiri. Tidak membutuhkan waktu lama untuk menyadari bahwa kami lupa tidak membawa kamera under water saat itu. Perasaan kesal pun sempat menyelinap, kenapa bisa sampai tidak terbawa, padahal pemandangan bawah lautnya saat itu sungguh indah dan cantik untuk diabadikan. Tetapi aku pun mencoba untuk menikmati pemandangan tersebut tanpa memperdulikan kameranya. Setelah sekitar 10 menit berenang, tiba-tiba istriku memanggilku menarik lenganku yang menyebabkan akumenoleh cukup dalam. Tiba-tiba alat snorkle ku masuk ke dalam permukaan air dan aku pun meminum air laut yang asin. Sekejap saja aku panik dan segera menarik lengan istriku untuk segera berenang ke pinggir pantai. Setelah beristirahat sebentar, kami pun kembali berenang di tepi pantai sekitar 15 menit. Setelah itu, kami pun berpikir untuk kembali ke hotel untuk mengambil kamera dan mencoba titik snorkling lainnya.

Setelah mengambil kamera, aku dan istriku pun langsung meluncur ke tempat lain dengan menggunakan motor bebek matic yang kami sewa. Sesampainya di sana, ternyata ombak pantai pun sudah mulai besar, kami berpikir dua kali ketika mulai berenang. Akhirnya kami pun memutuskan untuk berenang juga. Tapi apa daya, ombak yang cukup besar dan juga koral pantai yang sangat tajam menyurutkan usaha kami berdua untuk sampai ke tengah laut. Tangan dan lututku tergores karena terkena koral yang tajam. Begitupun dengan istriku, lututnya sampai berdarah terkena permukaan koral mati yang tajam. Akhirnya kami berdua pun memutuskan untuk kembali ke hotel saja.

Makan malam kedua bertempat agak jauh dari hotel tempat kita menginap. Disini lumayan lebih rame dibanding tempat makan sebelumnya. Setelah makan malam, kita berdua pun segera kembali ke hotel untuk beristirahat.

Keesokan harinya kita berdua sarapan dan bersiap-siap untuk kembali pindah ke hotel lain di wilayah Kuta. Berlanjut di cerita berikutnya yaa...

Senin, 16 September 2013

Sawah Ubud Bali Yang Mempesona

Alhamdulillah acara akad dan juga resepsi untuk pernikahan ku sudah selesai. Sekarang tibanya waktu berlibuuuurrrr!!!!! Honeymoon dengan istri tercinta. Honeymoon part 1 ini kami mengambil paket dari www.honeymoonkita.com. Ok banget organizernya. Kebetulan aku ambil paket yang di hotel Biyukukung di Ubud, Bali.

Setibanya di Bandara Ngurah Rai, kita langsung dijemput sama driver yang kerja sama dengan honeymoonkita. Langsung deh kita berangkat menuju hotel Biyukukung. Setibanya di Hotel Biyukukung, kita disambut oleh petak-petak sawah yang mulai menguning.

Ternyata kita datangnya masih terlalu pagi, jadi kamar yang kita sewa masih dipergunakan oleh orang lain. Jadi kita titip tas di resepsionis, dan langsung jalan ke pasar ubud. Fiuuuhhh, lumayan menguras keringat jalan kaki ke pasar ubud, sekitar 20-30 menit jln kaki dari hotel Biyukukung. Tapi seru juga, karena bisa melihat aktifitas masyarakat sekitar.

Beli celana dan tas di pasar ubud, lanjut jalan kaki lagi balik ke hotel. Tapi jalurnya memutar lewat jalan Monkey Forest. Di tengah jalan sudah ngos-ngosan, jadi kita istirahat dulu deh di toko es krim.

Makan es krim berdua istri memang josss, kaya lagu buka sitik joss gitu deh. Hehehe..

Sampai di daerah Monkey Forest sudah agak sore dan kecapean, jadinya kita memutuskan untuk langsung ke hotel aja untuk istirahat. Sampai di hotel, kamar kita sudah available. Langsung deh kita diantar ke kamar oleh pihak hotel. Ternyata kamar kita dikelilingi oleh persawahan yang cantiiikkk banget. Pemandangannya oke banget disini. Selain sawah yang mulai menguning, kita juga bisa lihat matahari terbenam di area persawahan. Sesampainya di kamar, kita langsung istirahat tidur bleeeekkk sampe dekat magrib deh. Capeeeeee



Malamnya kita dinner di Bebek Bengil. Jalan kaki gak sampe 10 menit dari hotel. Senangnya dapat hotel di Biyukukung. Di Bebek Bengil kita berdua pesan menu bebek bengil, daging bebek setengah ekor yang digoreng dan disajikan dengan berbagai macam sambal. Makan setengah ekor bebek memang jossss. Kenyangnya puooolllll...
Hari kedua. Paginya kita sempatkan untuk berenang di kolam renang hotel. Sambil mencoba kameranya yang katanya sih waterproof. Mumpung masih pagi, jadinya yang berenang baru aku dan istri aja nih. Dimanfaatkan lah untuk berenang dengan berbagai gaya, sekalian foto-foto juga.




Selesai bereneang, kita sarapan di restoran hotel kemudian langsung siap-siap untuk jalan-jalan ke daerah Kintamani. Diantar sama driver yang kemarin, kita langsung berangkat menuju daerah Gunung Batur. Memang namanya perjalanan ke daerah gunung, sepanjang jalan yang dilalui itu menanjak. Kita sempat berhenti di sebuah desa (lupa aku namanya), disana persawahannya benar-benar kereeennn, bagus banget susunan teraseringnya. Kita ambil foto-foto sebentar lalu melanjutkan perjalanan ke Gunung Batur.

Tak sampai 1 jam, kita sudah sampai di daerah Kintamani. Sesampainya di sana, kita disuguhi oleh pemandangan yang cantik dari Gunung Batur dan Gunung Abang yang mengapit sebuah danau yang cukup besar, yaitu Danau Batur. Pemandangan yang sangat indah sekali. Dan gak berhenti-hentinya aku mengabadikan pemandangannya yang cantik itu dengan kamera Nikon ku.




Setelah dari Gunung Batur, kita merapat ke daerah Istana Tampak Siring. Disini kita hanya berkeliling di daerah pura di bawah istana. Tidak begitu lama kita berkeliling di pura Istana Tampak Siring. Setelah itu, mobil pun berangkat kembali menuju daerah Ubud. Sebelumnya, kita sempat mampir ke daerah pariwisata Kokokan, tapi ternyata masih terlalu siang untuk bisa kesana. Katanya sih di Kokokan kita bisa lihat sekawanan burung berwarna putih yang terbang beriringan, cantik banget katanya. Tapi apa daya, ternyata burung-burungnya masih cari makan dulu. Jadinya kita langsung menuju ke Monkey Forest deh.




Di Monkey Forest harus hati-hati katanya. Selain karena aku takut monyet, ternyata monyet disini nakal-nakal, suka ngambilin barang-barang milik pengunjung. Dan terbukti memang, cairan cuci tangan punya istriku aja diambil sama salah satu monyet di sana. Mungkin karena tertarik dengan warnanya yang berwarna warni dan juga menggantung di tas. Alhasil, si monyet tiba-tiba loncat ke tas istriku dan narik botol antiseptiknya. Sedapatnya botol, si monyet langsung kabur. Kita takutnya mudah-mudahan gak sampe diminum deh tuh antiseptik. Bisa-bisa semaput tuh monyet.
Puas di Monkey Forest, kita langsung balik ke hotel untuk beristirahat.
Esok harinya, kita siap-siap untuk pindah hotel ke daerah Amed.
Mau tahu gimana cerita kita di daerah Amed yang terkenal dengan taman koralnya? Tunggu lanjutan cerita selanjutnya.